Monday, December 31, 2007

Hasan Al Bashri (30-110 H)


Al-Hasan bin Yasar – atau yang kelak lebih dikenal sebagai Hasan Al-Basri, ulama generasi salaf terkemuka – hidup di bawah asuhan dan didikan salah seorang isteri Rasulullah SAW: Hind binti Suhail yang lebih terkenal sebagai Ummu Salamah. Beliau
adalah seorang puteri Arab yang paling sempurna akhlaqnya dan paling kuat pendiriannya, ia juga dikenal – sebelum Islam – sebagai penulis yang produktif. Para ahli sejarah mencatat beliau sebagai yang paling luas ilmunya di antara para isteri Rasulullah
SAW.

Waktu terus berjalan. Seiring dengan semakin akrabnya hubun¬gan antara Al-Hasan dengan keluarga Nabi SAW, semakin terbentang luas kesempatan baginya untuk ber"uswah" (berteladan) pada ke¬luarga Rasulullah SAW. Pemuda cilik ini mereguk ilmu dari rumah-rumah ummahatul mu’minin serta mendapat kesempatan menimba ilmu bersama sahabat yang berada di masjid Nabawi.

Ditempa oleh orang-orang sholeh, dalam waktu singkat Al-Hasan mampu meriwayatkan hadist dari Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa Al-Asy’ari, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik dan sahabat-sahabat RasuluLlah lainnya.
Al-Hasan sangat mengagumi Ali bin Abi Thalib, karena keluasan ilmunya serta kezuhudannya. Penguasan ilmu sastra Ali bin Abi Thalib yang demikian tinggi, kata-katanya yang penuh nasihat dan hikmah, membuat Al-Hasan begitu terpesona.

Pada usia 14 tahun, Al-Hasan pindah bersama orang tuanya ke kota Basrah, Iraq, dan menetap di sana. Dari sinilah Al-Hasan mulai dikenal dengan sebutan Hasan Al-Basri. Basrah kala itu terkenal sebagai kota ilmu dalam Daulah Islamiyyah. Masjid-masjid
yang luas dan cantik dipenuhi halaqah-halaqah ilmu. Para sahabat dan tabi’in banyak yang sering singgah ke kota ini.
Di Basrah, Hasan Al-Basri lebih banyak tinggal di masjid, mengikuti halaqah-nya Ibnu Abbas. Dari beliau, Hasan Al-Basri banyak belajar ilmu tafsir, hadist dan qiro’at. Sedangkan ilmu fiqih, bahasa dan sastra dipelajarinya dari sahabat-sahabat yang
lain. Ketekunannya mengejar dan menggali ilmu menjadikan Hasan Al-Basri sangat ‘alim dalam berbagai ilmu. Ia terkenal sebagai seorang faqih yang terpercaya.

Keluasan dan kedalaman ilmunya membuat Hasan Al-Basri banyak didatangi orang yang ingin belajar langsung kepadanya. Nasihat Hasan Al-Basri mampu menggugah hati seseorang, bahkan membuat para pendengarnya mencucurkan air mata. Nama Hasan Al-Basri makin harum dan terkenal, menyebar ke seluruh negeri dan sampai pula ke telinga penguasa.

Ketika Al-Hajaj ats-Tsaqofi memegang kekuasan gubernur Iraq, ia terkenal akan kediktatorannya. Perlakuannya terhadap rakyat¬ terkadang sangat melampaui batas. Nyaris tak ada seorang pun penduduk Basrah yang berani mengajukan kritik atasnya atau menen¬tangnya. Hasan Al-Basri adalah salah satu di antara sedikit penduduk Basrah yang berani mengutarakan kritik pada Al-Hajaj. Bahkan di depan Al-Hajaj sendiri, Hasan Al-Basri pernah menguta¬rakan kritiknya yang amat pedas.

Saat itu tengah diadakan peresmian istana Al-Hajaj di tepian kota Basrah. Istana itu dibangun dari hasil keringat rakyat, dan kini rakyat diundang untuk menyaksikan peresmiannya. Saat itu tampillah Hasan Al-Basri menyuarakan kritiknya terhadap Al-Hajaj:
"Kita telah melihat apa-apa yang telah dibangun oleh Al-Hajaj. Kita juga telah mengetahui bahwa Fir’au membangun istana yang lebih indah dan lebih megah dari istana ini. Tetapi Allah menghancurkan istana itu … karena kedurhakaan dan kesombongannya …"
Kritik itu berlangsung cukup lama. Beberapa orang mulai cemas dan berbisik kepada Hasan Al-Basri, "Ya Abu Sa’id, cukupkanlah kritikmu, cukuplah!" Namun beliau menjawab, "Sungguh Allah telah mengambil janji dari orang-orang yang berilmu, supaya menerangkan kebenaran kepada manusia dan tidak menyembunyikannya."

Begitu mendengar kritik tajam tersebut, Al-Hajaj menghardik para ajudannya, "Celakalah kalian! Mengapa kalian biarkan budak dari Basrah itu mencaci maki dan bicara seenaknya? Dan tak seorangpun dari kalian mencegahnya? Tangkap dia, hadapkan kepadaku!" .

Semua mata tertuju kepada sang Imam dengan hati berge¬tar. Hasan Al-Basri berdiri tegak dan tenang menghadapi Al-Hajaj bersama puluhan polisi dan algojonya. Sungguh luar biasa ketenangan beliau. Dengan keagungan seorang mu’min, izzah seorang muslim dan ketenangan seorang da’i, beliau hadapi sang tiran.

Melihat ketenangan Hasan Al-Basri, seketika kecongkakan Al-Hajaj sirna. Kesombongan dan kebengisannya hilang. Ia langsung menyambut Hasan Al-Basri dan berkata lembut, "Kemarilah ya Abu Sa’id …" Al-Hasan mendekatinya dan duduk berdampingan. Semua mata memandang dengan kagum.

Mulailah Al-Hajaj menanyakan berba¬gai masalah agama kepada sang Imam, dan dijawab oleh Hasan Al-Basri dengan bahasa yang lembut dan mempesona. Semua pertanyaan¬nya dijawab dengan tuntas. Hasan Al-Basri dipersilakan untuk pulang. Usai pertemuan itu, seorang pengawal Al-Hajaj bertanya, "Wahai Abu Sa’id, sungguh aku melihat anda mengucapkan sesuatu ketika hendak berhadapan dengan Al-Hajaj. Apakah sesungguhnya kalimat yang anda baca itu?" Hasan Al-Basri menjawab, "Saat itu kubaca: Ya Wali dan PelindungKu dalam kesusahan. Jadikanlah hukuman Hajaj sejuk dan keselamatan buatku, sebagaimana Engkau telah jadikan api sejuk dan menyelamatkan Ibrahim."

Nasihatnya yang terkenal diucapkannya ketika beliau diundang oleh penguasa Iraq, Ibnu Hubairoh, yang diangkat oleh Yazid bin Abdul Malik. Ibnu Hubairoh adalah seorang yang jujur dan sholeh, namun hatinya selalu gundah menghadapi perintah-perintah Yazid yang bertentangan dengan nuraninya. Ia berkata, "Allah telah memberi kekuasan kepada Yazid atas hambanya dan mewajibkan kita untuk mentaatinya. Ia sekarang menugaskan saya untuk memerintah Iraq dan Parsi, namun kadang-kadang perintahnya bertentangan dengan kebenaran. Ya, Abu Sa’id apa pendapatmu? Nasihatilah aku …"

Berkata Hasan Al-Basri, "Wahai Ibnu Hubairoh, takutlah kepada Allah ketika engkau mentaati Yazid dan jangan takut kepada Yazid¬ketika engkau mentaati Allah. Ketahuilah, Allah membelamu dari Yazid, dan Yazid tidak mampu membelamu dari siksa Allah. Wahai Ibnu Hubairoh, jika engkau mentaati Allah, Allah akan memelihara¬mu dari siksaan Yazid di dunia, akan tetapi jika engkau mentaati Yazid, ia tidak akan memeliharamu dari siksa Allah di dunia dan akhirat. Ketahuilah, tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam ma’siat kepada Allah, siapapun orangnya." Berderai air mata Ibnu Hubairoh mendengar nasihat Hasan Al-Basri yang sangat dalam itu.

Pada malam Jum’at, di awal Rajab tahun 110H, Hasan Al-Basri memenuhi panggilan Robb-nya. Ia wafat dalam usia 80 tahun. Pendu¬duk Basrah bersedih, hampir seluruhnya mengantarkan jenazah Hasan Al-Basri ke pemakaman. Hari itu di Basrah tidak diselenggarakan sholat Ashar berjamaah, karena kota itu kosong tak berpenghuni.

Kisah Hidup Imam Muslim


Penghimpun dan penyusun hadits terbaik kedua setelah Imam Bukhari adalah Imam Muslim. Nama lengkapnya ialah Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an-Naisaburi. Ia juga mengarang kitab As-Sahih (terkenal dengan Sahih Muslim). Ia salah seorang ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal hingga kini. Ia dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H. menurut pendapat yang sahih sebagaimana dikemukakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya ‘Ulama’ul Amsar.*


Kehidupan dan Lawatannya untuk Mencari Ilmu

Ia belajar hadits sejak masih dalam usia dini, yaitu mulaii tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara negara lainnya.

Dalam lawatannya Imam Muslim banyak mengunjungi ulama-ulama kenamaan untuk berguru hadits kepada mereka. Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan. Di Irak ia belajar hadits kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas’Abuzar; di Mesir berguru kepada ‘Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadits yang lain.

Muslim berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H. di waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, Muslim sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadits dalam Sahihnya, yang diterimanya dari Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.

Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun.

Guru-gurunya

Selain yang telah disebutkan di atas, Muslim masih mempunyai banyak ulama
yang menjadi gurunya. Di antaranya : Usman dan Abu Bakar, keduanya putra Abu Syaibah; Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb, Amr an-Naqid, Muhammad bin al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Harun bin Sa’id al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id dan lain sebagainya.

Keahlian dalam Hadits

Apabila Imam Bukhari merupakan ulama terkemuka di bidang hadits sahih, berpengetahuan luas mengenai ilat-ilat dan seluk beluk hadits, serta tajam kritiknya, maka Imam Muslim adalah orang kedua setelah Imam Bukhari, baik dalam ilmu dan pengetahuannya maupun dalam keutamaan dan kedudukannya.

Imam Muslim banyak menerima pujian dan pengakuan dari para ulama ahli hadits maupun ulama lainnya. Al-Khatib al-Baghdadi berketa, "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, memperhatikan ilmunya dan menempuh jalan yang dilaluinya." Pernyataan ini tidak berarti bahwa Muslim hanyalah seorang pengekor. Sebab, ia mempunyai cirri khas dan karakteristik tersendiri dalam menyusun kitab, serta metode baru yang belum pernah diperkenalkan orang
sebelumnya.

Abu Quraisy al-Hafiz menyatakan bahwa di dunia ini orang yang benar-benar ahli di bidang hadits hanya empat orang; salah satu di antaranya adalah Muslim (Tazkiratul Huffaz, jilid 2, hal. 150). Maksud perkataan tersebut adalah ahli ahli hadits terkemuka yang hidup di masa Abu Quraisy, sebab ahli hadits itu cukup banyak jumlahnya.

Karya-karya Imam Muslim

Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya :
1. Al-Jami’ as-Sahih (Sahih Muslim).
2. Al-Musnadul Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits).
3. Kitabul-Asma’ wal-Kuna.
4. Kitab al-’Ilal.
5. Kitabul-Aqran.
6. Kitabu Su’alatihi Ahmad bin Hambal.
7. Kitabul-Intifa’ bi Uhubis-Siba’.
8. Kitabul-Muhadramin.
9. Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahid.
10. Kitab Auladis-Sahabah.
11. Kitab Awhamil-Muhadditsin.

Kitab Sahih Muslim

Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami’ as-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.

Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedeemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya.

Bukti kongkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahwa ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits."

Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadits.

Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz, bahwa jumlah hadits Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadits. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, yaitu bahwa perhitungan pertama memasukkan hadits-hadits yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadits-hadits yang tidak disebutkan berulang.

Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya: "Tidak setiap hadits yang sahih menurutku, aku cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama hadits."

Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yang diterimanya: "Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad
ini."

Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yang diriwayatkan dalam Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut : "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alasan pula."

Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.

Sumber: Kitab Hadis Sahih yang Enam, Muhammad Muhammad Abu Syuhbah

Tokoh Islam di Malaysia Tan Sri Syed Mokhtar Al Bukhary

L/belakang Syed Mokhtar

- Umur - 53 tahun

- Pendidikan - SPM

- Mula berniaga - 19 tahun (jual beli lembu dan kerbau)

- Kekayaan -RM1,425 juta

- Ke 7 terkaya di Malaysia

- Ke 32 terkaya di Asia Tenggara (Forbes)

- Antara syarikat miliknya - MMC, Pelabuhan Tg. Pelepas, BERNAS, Gardenia, DRB-HICOM dan Bank Muammalat

- Kereta - Proton Perdana

- Sumbangan sosial -Yayasan Al-Bukhary, institusi pengajian untuk 3,000 pelajar, Muzium Kesenian Islam, Kompleks Al-Bukhary, menaja kelas tuisyen untuk pelajar Melayu, pengindahan Masjid Negara, sumbangan RM1 juta untuk Tabung Tsunami dan menaja setiap tahun penghantaran rakyat Malaysia yang tak mampu untuk tunaikan haji.

- Bagaimana sumbangan sosialnya bermula - Bila mana ibunya menyuruh memberikan sebahagian elaun (RM750.00) pertamanya sebagai pengarah syarikat beras kepada jiran yang susah. Sebahagian lagi (RM750.00) ibunya simpan. Selain itu, ibunya juga menyuruh beliau menghantar lampu kerosen ke surau-surau untuk menerangi kegiatan sepanjang malam bulan Ramadhan. Dari situ bermulalah pembentukan peribadi dan pemikiran Syed Mokhtar yang kita kenali hari ini.

1. Ada sebab kenapa saya bekerja seperti tiada hari esok. Agenda sosial dan kerja-kerja kemasyarakatan itulah antara sebabnya. Saya mahu meninggalkan warisan untuk anak bangsa yang kekal berpanjangan

2. (berkenaan know who) Bangsa lain tak mengapa tapi orang Melayu kena berdamping dengan orang politik sedikit-sedikit. Tapi masalahnya kita tidak mahu melalui kesusahan; banyak yang mahu senang dengan mendampingi orang politik semata-mata.

3. Tiada apa-apa rahsia. Saya ini hamba Allah biasa, budak dangau macam saudara semua juga. Tuhan jadikan manusia ini sama sahaja. Proses kematangan saya yang membezakannya. Saya percaya sesiapa pun boleh menjadi apa sahaja asalkan mereka berusaha dengan tekun. Tetapi tentulah ia memakan masa. Tiada jalan singkat.

4. Saya mengenali kekuatan dan kelemahan saya. Apa yang tidak mampu buat saya akan minta orang lain tengok-tengokkan. Saya melalui jalan yang susah tapi itulah jalan yang kekal.

5. Kita perlu menggunakan kepakaran mereka (bangsa Cina) kerana mereka jauh lebih maju dan mahir daripada kita. Apa yang kita kurang faham kita berkongsi dengan tujuan untuk belajar dengan mereka. Apabila sudah faham baru kita boleh menjaga kepentingan kita.

6. Saya sedih melihat sistem sekolah pondok di Kedah. Saya ada cita-cita mahu memodenkan sekolah pondok. Kita kena maju.

7. Saya terlibat dalam perniagaan ini kerana saya tiada pilihan lain.

8. Untuk memajukan perniagaan, memang kena banyak sabar dan kuat berusaha.



9. Tidak ada jalan singkat. Saya belajar tentang perniagaan ini sejak kecil lagi dan saya juga biasa kena tipu.

10. Saya pun suka kemewahan. Saya pun suka tengok dunia, ke Tokyo, New York dan London. Saya pun suka pakai baju elok. Tapi kita hendak bermewah setakat mana, hendak pakai baju banyak mana, hendak tidur dalam berapa rumah satu malam, hendak makan pun sampai larat mana ?

11. Dalam hidup ini kita sebenarnya tidak ada status; ada masa di atas, ada masa di bawah.

12. Ketika Allah memberika kemewahan, kita kena turun ke bawah, tengok mana-mana yang boleh dibantu. Allah beri rezeki melalui kita untuk kita tolong orang lain. Rezeki itu bila-bila masa dia boleh ambil balik. Jika ada orang korporat Melayu yang tidak mahu turun ke bawah mungkin kerana bayangan duit itu lebih kuat daripada yang lain.

13. Korporat Cina turun ke bawah membantu. Orang Cina ada pelbagai persatuan. Kita tidak ada; kalau ada pun berpecah. Orang Melayu kita tidak mahu bekerjasama kerana perasaan dengki menguasai diri. Sudahlah tak mahu berusaha, apabila orang lain berusaha mereka marah

14. Rezeki yang ada itu sebenarnya untuk orang lain. Memang dari segi hukum pun begitu. Kita kena keluar zakat dan fitrah. Tetapi zakat fitrah banyak mana sangat. Islam agama yang adil; ia minta sedikit saja. Oleh itu, kalau ada duit yang lebih ia seharusnya dibelanjakan dengan baik.

15. Saya tak kisah kalau saya tak buat semua ini. Saya boleh tak buat apa-apa dan balik ke Alor Star. Tetapi saya rasa hidup ini sia-sia. Orang Kedah kata kalau mati nanti mata tidak tutup rapat kerana tanggungjawab depan mata kita tidak buat. Orang lain ambil kekayaan kita, ambil hak kita dan pergunakan kita, kita masih tidak buat apa-apa !

16. Saya ada emotional attachment kepada agama, bangsa dan ummah. Saya bukan individualistik. Diri saya tidak penting. Pangkat dan gelaran ini kepada saya tidak mustahak.

17. Saya sedih media tonjolkan saya begini. Saya malu kerana orang Cina kaya beratus-ratus kali ganda daripada saya. Tapi saya tahu orang Melayu kalau hendak berjaya kena kerja kuat tidak kira siang malam. Kita ada kekuatan yang tuhan beri melebihi daripada bangsa lain. Tetapi untuk maju kita perlu berusaha.

18. Saya asal daripada tidak ada apa-apa. Apa yang saya tidak tahu saya belajar, minta tolong daripada orang. Saya tidak malu. Saya bukannya mencuri. Saya usaha sendiri. Sikap pemalas dan pemalu ini yang orang Melayu kena atasi. Kita kena berani kerana benar. Apabila kita dapat keuntungan dan rezeki lebih, bolehlah kita menolong orang.

19. Kaya itu bukanlah kepada diri sendiri. Kaya itu adalah kepada kumpulan perniagaan ini, kepada bangsa dan kepada orang ramai. Saya hanya memegangnya untuk sementara sahaja.

20. Saya tiada keinginan untuk menyimpan kekayaan ini untuk anak dan isteri. Duit ini tidak akan kekal. Saya percaya hanya perkara yang baik yang kita lakukakan akan kekal. Bukan duit yang akan melindungi saya nanti tapi apa yang saya lakukan sekarang.

21. Saya perlu terus mencari peluang dan perniagaan lain supaya kita terus dapat bantu orang lain mengembangkan diri masing-masing. Saya bukan buat semua ini untuk diri saya semata-mata.

22. Ada juga yang saya usaha tapi tak dapat dan orang tak tahu. Apa yang saya dapat itu yang jadi masalah kononnya Syed Mokhtar sapu semua. Bangsa lain memegang pelbagai kepentingan dalam ekonomi, siapa pun tak kata apa. Ini masalah orang Melayu. Di kampung orang Melayu berpecah kerana politik, di bandar berpecah kerana ini (wang).

23. Saya percaya kalau rezeki itu Allah beri kepada saya ia bukan untuk saya tetapi untuk orang ramai juga. Orang tidak tahu banyak syarikat yang saya ada ini gagal dan tidak maju kepada saya tetapi orang tidak tahu.

24. Banyak orang percaya bahawa dia mesti ada RM10 juta atau RM20 juta dalam tangan baru hidup boleh selamat. Ini yang menyebabkan mereka hanyut daripada menolong orang lain. Mereka lebih takutkan diri sendiri. Mereka lupa bahawa kekayaan tidak boleh membantu selama-lamanya.

25. Orang kata saya takda duit tapi banyak hutang. Orang berniaga mana yang tak berhutang. Tapi mesti tahu bagaimana hendak meminjam dan membayarnya semula. Ada cara boleh kita buat.

Tapi sebelum berhutang RM100 juta mesti sudah fikir bagaimana hendak membayarnya balik. Mesti ada tanggungjawab. Banyak orang mahu senang tapi tidak ramai yang mahu bertanggungjawab.

26. (perasaan setiap kali mendapat rezeki). Saya ini kata orang Kedah, lebai kodok bukan lebai pondok. Tapi saya tahu hal-hal asas. Kalau mahu saya minta terus dari tuhan. Tuhan beri manusia akal dan fikiran. Kalau hendak pakai baju dan seluar biarlah padan dengan badan.

27. Kesenangan yang saya perolehi ini datang dengan tanggungjawab (bila pinjam bayar balik dan buat amal jariah). Kalau hendak dibandingkan dengan bangsa lain, perniagaan saya ini tidak ada apa. Tetapi walaupun sedikit tetapi yang sedikit itu ada berkatnya.

28. Saya suka kalau nikmat sedikit yang saya dapat itu orang lain boleh berkongsi sama.

29. Saya kadang-kadang kecewa dan sedih melihat anak orang alim yang sesetengahnya lupa diri setelah mendapat kekayaan. Saya pun sama seperti orang lain suka hendak ke luar negara tetapi kita tidak boleh lupa kubur kita dan asal usul kita. Di kampung kita mungkin ada jiran-jiran yang perlukan bantuan.

30. ......kalau tidak mungkin saya sudah ke Haatyai dan jadi nakal. Saya manusia yang banyak buat kesilapan. Tetapi saya insaf, beristighfar dan jalan lagi. Sejak awal saya ada kesedaran mahu mengekalkan hak kita sebagai orang Melayu.

31. Saya kata kepada diri sendiri kalau kerana itu saya terpaksa bersusah sedikit pun tidak mengapa.

32. Kekayaan ini tuhan beri kepada saya untuk saya menolong orang lain pula. Saya percaya kepada keberkatan rezeki. Hari ini kita tolong orang, esok lusa orang akan tolong kita pula dengan cara yang lain.

33. Kalaupun tidak sanggup tunggu 34 tahun seperti saya berilah sedikit masa untuk faham selok belok perniagaan, Insya Allah boleh maju.

34. Kita jangan cepat putus asa. Putus asa boleh tapi kena cepat-cepat kuatkan semula semangat untuk bangkit balik. Jangan jadikan agama hanya satu tempat untuk kita bergantung apabila kita susah. Tanggungjawab ibadah adalah tugas seharian.

35. Lifestyle ? Saya tidak ada lifestyle yang kena masuk kelab sana dan sini. Tapi tak semestinya saya tidak boleh turun ke kelab. Orang Melayu kalau hendak ke depan mesti ada cara hidup yang fleksibel, boleh naik dan turun.

36. Lifestyle ini sebenarnya satu penyakit. Saya biasa pakai Mercedes tapi sekarang saya pakai Proton Perdana untuk sokong kereta nasional. Kereta itu pun cukup untuk bawa saya ke mana-mana.

37. Tiada sebab orang kenapa Melayu tidak boleh maju. Ini saya berani perang dengan sesiapa pun. Orang Melayu boleh maju. Kalau saudara jadi wartawan saudara kena tanam semangat suatu hari nanti mahu ambil alih akhbar ini. Tidak ada sebab kenapa ia tidak boleh berlaku.

38. Kejayaan dan kelemahan orang Melayu bukan disebabkan oleh bangsa kita dan agama kita. Ia berkait dengan sikap dan cara kita berfikir. Gigih, tekun dan tidak mudah putus asa merupakan kunci kejayaan kita. Tapi perkara ini kurang wujud dalam cara orang Melayu berfikir.

39. Tuhan memberi peluang kepada siapa saja yang bekerja kuat. Apa yang ada pada saya ini hanya usaha. Kalau anak dangau macam saya boleh, tidak ada sebab orang lain terutama mereka yang dari pekan tidak boleh.

40. Kita tidak usahlah selalu mengulang-ulang perkara yang boleh memberikan kesan psikologi negatif kepada orang Melayu (kereta dan rumah besar). Kita kena kurangkan bercakap tentang kereta besar dan rumah besar. Sesiapa pun mahu pakai kereta mewah tapi bukan itu matlamatnya.

41. Orang Melayu sebenarnya kena membantu diri sendiri, kena bekerja keras dan fokus.

42. Sikap merendah diri perlu sentiasa ada dalam diri seseorang walau setinggi mana pun kejayaan dicapai.

43. Apa yang saya buat ini (kerja-kerja sosial) semuanya bermula daripada didikan orang tua saya sendiri.

44. Saya sendiri berhutang sambil berniaga dan buat sumbangan amal jariah. Saya tak mahu tunggu hutang habis baru hendak buat semua ini. Saya takut kalau hutang habis saya pun mati dan apa pun tak sempat saya buat.

45. Saya biasa saja. Hidup saya tidak berubah, dari dulu beginilah. Saya terima apa saja nikmat yang diberikan oleh Allah. Tidak ada segelas air, ada setengah gelas pun saya bersyukur.

46. Kalau kerana sedikit bantuan itu mereka lulus peperiksaan dan hidup mereka menjadi lebih baik, saya sudah gembira. Saya tidak boleh buat banyak. Alhamdulillah, lebih baik buat sedikit daripada tidak buat langsung.

47. Saya tiada minat untuk beli kapal layar atau kapal terbang. Saya fikir kalau saya beli sesuatu biarlah orang ramai boleh pakai. Saya suka kalau saya beli sesuatu yang mahal, biarlah orang ramai boleh pakai.

48. Saya gembira dapat membantu. Saya mahu orang lain merasai (kesenangan) apa yang saya pernah rasa. Saya tahu bagaimana perasaanya. Saya kata kepada diri saya, apa yang saya dapat saya mesti beri orang lain merasainya sama. Jangan beri kurang, lebih tak mengapa. Itu yang membuat hati saya seronok.

49. Saya rasa saya ingin menyumbang lebih daripada ini. Saya kata kepada kawan-kawan ini baru warm-up saja; kita belum berjalan lagi. Saya rasa kita terlalu banyak ketinggalan

Sumber dari http://isuhangat.blogspot.com

Friday, December 28, 2007

3 Tanda-tandanya

Wahai Ali, Bagi orang mukmin ada 3 tanda-tandanya

1) Tidak terpaut hatinya pada harta benda dunia
2) Tidak terpesona dengan pujuk rayu wanita
3) Benci terhadap perbualan dan perkataan sia-sia

Wahai Ali, Bagi orang alim itu ada 3 tanda-tandanya

1) Jujur dalam berkata-kata
2) Menjauhi segala yang haram
3) Merendahkan diri

Wahai Ali, Bagi orang yang takwa itu ada 3 tanda-tandanya

1) Takut berlaku dusta dan keji
2) Menjauhi kejahatan
3) Memohon yang halal kerana takut jatuh dalam keharaman

Wahai Ali, Bagi orang yang jujur itu ada 3 tanda-tandanya

1) Merahsiakan ibadahnya
2) Merahsiakan sedekahnya
3) Merahsiakan ujian yang menimpanya

Wahai Ali, Bagi ahli ibadah itu ada 3 tanda-tandanya

1) Mengawasi dirinya
2) Menghisab dirinya
3) Memperbanyakkan ibadah kepada ALLAH s.w.t.

3 Perkara Kabulkan Doa

Ketika Hajjaj Ibnu Yusuf As Saqafi pergi ke kota Basrah,berita kedatangannya telah diketahui oleh penduduk Basrah.Lalu mereka pergi mengadap Imam Hassan Aal Basri untuk mengadu.Dan mereka juga mengajak Imam Hassan Al Basri untuk membunuhnya.

Dengan tenang Imam Hassan Aaal Basri berkata:
"Anggaplah kamu semua menang dan berhasil membunuhnya.Tetapi ketahuilah di bumi ALLAH ini tidak sedikit orang-orang seperti Hajjaj,bahkan tidak mustahil akan lahir orang yg.lebih kejam dan lebih buruk daripadanya".

Mendengar ucapan Imam Hassan Al Basri tersebut,mereka berkata:

"Kalau begitu apa yang harus kami lakukan?"

"Pulanglah kamu semua!Bersihkan hartamu dari yang haram.Dan kembalikan kepada yang berhak.Bila kalian tidak tahu siapa pemiliknya,bawalah ke masjid untuk bersedekah kpd.orang-orang fakir dan miskin.Dan barang siapa yang memelihara isteri yang haram(perempuan simpanan),hendaklah ia melepaskannya.

Tapi barang siapa yang mampu menjadikannya isteri yang sah,lakukanlah.Dan bertaubatlah kamu kepada ALLAH Azza Wa Jalla.Banyak-banyak ber'iktikaf di masjid,beribadah dan membaca Qur'an sehingga ALLAH membuka kesusahanmu."

Pulanglah penduduk Basrah setelah mereka mendengar nasihat Imam Hassan Al Basri.Mereka segera melaksanakan pesanan dan nasihat tersebut.Tidak lama kemudian,datanglah berita bahawa Hajjaj telah pulang.

"Aku tahu ia akan segera pulang!",ucap Imam Hassan Al Basri setelah mendengar berita kepulangan Hajjaj.

"Bagaimana tuan guru boleh mengetahuinya?",tanya mereka.

"Seorang hamba ALLAH jika melaksanakan 3 perkara yang telah aku sarankan,nescaya ALLAH akan memperkenankan doanya".

Pengajaran :

3 syarat doa terkabul ialah :

1-Bersihkan harta dari yang haram.

2-Jauhkan diri dan jangan menghampiri ZINA.

3-Bertaubat selalu.

8C Suami Benci Isteri

C1. CABAR
Lelaki mempunyai ego mereka tersendiri. Jadi mereka tidak suka dicabar terutama sekali oleh wanita. Wanita perlu tahu batas tindakan mereka agar lelaki tidak rasa tercabar. Isteri kalau bergaduh dengan suami mulalah kata "Kalau awak berani cubalah cari perempuan lain! Dr Fadillah kata JGN CABAR SUAMI... nanti suami buat betul-betul isteri juga yg putih mata...

C2. CABUL
Cabul ni bermaksud keji dari segi perangai sehingga seseorang wanita itu langsung tidak malu. Misalnya bergaul bebas dgn lelaki yang bukan muhrim tanpa menghirau batas pergaulan. Juga perbuatan & kata2 isteri yang tak sopan (isteri hilang sifat malu)seperti keluarkan kata2 yg tidak baik pada mertua...

C3. CELUPAR
Wanita yg cantik akan kelihatan hodoh jika mulutnya celupar. Celupar lebih kurang cabul juga. Isteri selalu cakap yang tidak manis, selalu terlepas cakap pada suami sehingga membuat suami jauh hati.

C4. COMOT
Terdapat wanita yg cantik tetapi comot. Comot ini samada melibatkan wajah wanita itu, penampilannya yg selekeh, kerja yg dilakukan serta tindak-tanduknya. Contohnya, isteri bila nak keluar rumah baru nak bersolek dan comel tapi kat rumah comot. Suami pula di tempat kerja asyik pulak nampak yg comel2 aje... Ada isteri kata - mekap untuk suami, tapi kat rumah tak praktik pun.

C5. CEMBURU
Cemburu perlu dalam sesuatu hubungan. Tetapi wanita yg terlampau cemburu hingga pasangannya merasa terkongkong akan membawa padah kepada perhubungan mereka. Ini membuatkan lelaki akan rasa diri mereka tidak dipercayai. Suami lemas kalau isteri cemburu berlebih-lebihan... sikit2 dok telefon suami kat tempat kerja. Suami baru balik kerja dah kita tanya macam-macam. Suami balik lewat overtime dah syak yg bukan2...

C6. CEREWET
Kata ulama hati wanita terletak pada mulutnya. Oleh itu wanita perlu mengawal percakapannya. Suami tak suka bila isteri cerewet tak bertempat. Contohnya kalau suami bawa makan luar, isteri nak tempat yang class2 aje. Restoran nak ada air-cond aje.

C7. CINCAI
Buat kerja rumah cincai, masak cincai, kemas rumah cincai, jaga anak cincai. Dr Fadillah kata suami paling benci bila isteri cincai jaga anak... anak dah masuk longkang tapi mak dok lepak depan tv lagi....

C8 CUAI
Kebiasaan lelaki tidak suka jika pasangannya cuai terutama apabila ia melibatkan masa. Misalnya apabila suami menetapkan keluar jam 3 tetapi pada masa yg ditetapkan isteri masih sibuk bersiap, bersolek, mengemas. Ini akan membuatkan mereka benci kerana situasi sebegini.

8C ini lambang keperibadian muslimah yang lemah akhlaknya. Berpelajaran tinggi belum tentu tinggi akhlaknya. Tapi kita insan yg mudah lupa & lalai... ada masa2 tertentu, mungkin juga kerana sifat suami & keadaan sekeliling yang buat kita mempunyai salah satu ciri2 8C tu. Renungkanlah.....


Menangis Mengikut Syarak

Kata ahli Hikmah,Dunia ini dimulai dengan tangis, dicelahi oleh tangis dan diakhiri dengan tangis.

Menangis adakalanya dituntut oleh syariat. Abid yang menyintai Tuhan akan selalu menangis mengenangkan dosanya.Mereka memaksa diri menangis apabila mengenang nasib diri di hari akhirat dan membayangkan huru-hara pabila menjelang kiamat.Dalam hal ini menangis adalah dituntut. Setitis airmata yang jatuh kerana takutkan Allah akan dapat memadamkan api neraka di hari akhirat kelak.

Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w bersabda bahawa air mata dari tangisan pembuat dosa yang bertaubat adalah lebih disukai Allah dari tasbih para wali. Rasulullah s.a.w juga ada bersabda: "Kejahatan yang dibuat lalu menimbulkan rasa sedih adalah lebih baik dari kebaikan yang menimbulkan rasa takbur."Anas r.a berkata: Pada suatu hari Rasulullah s.a.w berkhutbah, lalu baginda bersabda dalam khutbahnya itu: " Andaikan kamu mengetahui sebagaimana yang aku ketahui, nescaya kamu akan sedikit ketawa dan banyak menangis." Anas berkata: seketika itu para sahabat menutup muka masing-masing sambil menangis teresak-esak.

Hari ini manusia terus menangis dan menangis, tetapi tangisan mereka amat jauh bezanya dengan tangisan para Nabi, Rasul dan sahabat.Jika orang soleh zaman dahulu menangis kerana mengenang nasibnya diakhirat tetapi orang hari ini menangis kerana takut kehilangan dunia. Tangisan ini datangnya dari sifat tamak dan tidak redha.Kalau orang soleh takut berpisah dengan iman dan kecintaannya pada Allah, orang hari ini takut berpisah dengan dosa dan maksiat. Jika para Nabi dan rasul serta para sahabat takut menghadapi akhirat, orang hari ini seolah-olah berani dan tidak takut menghadapinya. Tetapi bila orang soleh berani menghadapi gelombang hidup duniawi, orang hari ini takut dan lemah hati dalam menghadapi kegagalan dan kekecewaan dalam hidup.

Menangis dan menangislah tapi biarlah kena pada tempatnya yang dibolehkan oleh agama. Apa akan jadi jika kita gagal diakhirat? Inilah sebenarnya kegagalan yang total...jadi kalau perkara ini yang kita tangiskan, memang kenalah pada tempatnya. Abu Hummah(Shadujja) Bin Adilan Albahily r.a berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w:"Tiada suatu yang lebih disukai oleh Allah dari dua titis dan dua bekas. Titisan airmata kerana takut kepada Allah dan titisan darah dalam mempertahankan agama Allah. Adapun dua bekas adalah bekas dalam perjuangan fisabilillah dan bekas perjuangan kewajiban kepada Allah."(Riwayat Attirmizi).